DAERAH

Kenduri Jilid II 2025, Pesta Rakyat dan Ajang Silaturahmi Warga Pondok Karya

15
×

Kenduri Jilid II 2025, Pesta Rakyat dan Ajang Silaturahmi Warga Pondok Karya

Sebarkan artikel ini

http://Rajawali Times tv.com Tangerang Selatan – Festival Kenduri Jilid II Tahun 2025 resmi digelar meriah di Kelurahan Pondok Karya, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Sabtu (6/9/2025). Mengusung tema “Kampung Tumaritis”, acara ini menjadi pesta rakyat yang menghadirkan ragam seni budaya Nusantara sekaligus wadah silaturahmi warga.

Ketua Panitia Festival, Dahlan, mengungkapkan bahwa Kenduri telah menjadi agenda tahunan sejak pertama kali digelar pada tahun 2024.

“Tahun ini persiapannya lebih panjang, sekitar tiga bulan, agar lebih matang dibanding tahun sebelumnya. Kenduri bukan hanya hiburan, tetapi sarana kebersamaan warga untuk menjaga kekompakan dan merawat tradisi,” ujarnya.

Festival dibuka dengan karnaval kue abuk yang menjadi ciri khas Kenduri. Selanjutnya ditampilkan beragam kesenian, mulai dari pencak silat, tari-tarian, hingga kesenian Betawi seperti silat beksi dan selempang Betawi. Malam harinya, warga kembali dihibur dengan pertunjukan seni tari, pencak silat, serta musik bernuansa khas Benyamin Sueb.

Apresiasi Pemerintah Kelurahan dan Kecamatan

Lurah Pondok Karya, Hendi Apriansyah, S.E., menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya festival.

“Alhamdulillah, kita masih diberikan kesehatan untuk berkumpul dalam Kenduri Jilid II ini. Terima kasih kepada panitia, warga, dan semua pihak yang telah mendukung acara ini,” ucapnya.

Hendi menekankan bahwa Kenduri memiliki manfaat besar, baik dalam melestarikan budaya maupun mempererat persaudaraan antarwarga.

“Festival ini memberi ruang bagi warga untuk berkreasi, menampilkan budaya dari masing-masing lingkungan di 10 RW. Bagi pemuda, kegiatan ini menjadi sarana positif untuk memperkuat kebersamaan mereka sebagai generasi penerus bangsa,” tambahnya.

Ia juga menyoroti filosofi kue abuk sebagai simbol kenduri yang telah lama menjadi bagian dari tradisi masyarakat.

Jadi, kue Abug bukan hanya makanan manis khas Betawi, tetapi juga sarat makna simbolik: perekat silaturahmi, wujud gotong royong, dan ungkapan rasa syukur

Sementara itu, Sekretaris Camat Pondok Aren, Ma’mun, yang hadir mewakili Camat, turut memberikan apresiasi.

“Kegiatan ini diinisiasi masyarakat dan didukung APBD. Semangat keguyuban warga Pondok Karya diharapkan menjadi teladan bagi wilayah lain,” ungkapnya.

Melibatkan Pemuda, UMKM, dan Dinas Pariwisata

Festival Kenduri juga mendorong lahirnya ide-ide kreatif dari kalangan pemuda. Sejak Kenduri pertama tahun 2024, sejumlah pemuda mendirikan sanggar seni secara swadaya, mengembangkan tari, melukis, hingga kreasi seni lainnya.

Selain itu, 10–14 pelaku UMKM lokal turut serta memeriahkan acara dengan produk kuliner dan kerajinan. Ke depan, panitia berencana lebih menonjolkan produk lokal sebagai daya tarik tambahan.

Dukungan juga datang dari Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan yang telah memasukkan Festival Kenduri dalam agenda resmi tahunan. Hal ini menjadi bukti bahwa Kenduri mendapat apresiasi pemerintah dan dinilai berpotensi menjadi ikon budaya daerah.

Harapan ke Depan

Panitia berharap Kenduri dapat terus berkembang dengan konsep berbeda setiap tahunnya, namun tetap menjaga identitas budaya sebagai ruh utama kegiatan.

“Harapan kami, Kenduri bisa lebih besar lagi di tahun depan dengan budaya yang semakin beragam. Identitas kenduri tetap harus kita bawa, tapi penyajiannya bisa berbeda,” pungkas Dahlan.

Hingga malam hari, suasana kebersamaan dan semangat gotong royong mewarnai Kenduri Jilid II 2025 di Pondok Karya. Antusiasme warga menjadi bukti nyata bahwa Kenduri telah menjelma sebagai pesta rakyat sekaligus sarana pelestarian budaya di Tangerang Selatan.

Chrdn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *