http://Rajawali Times tv.com Suhaid, Kapuas Hulu – 10 Oktober 2025 Masyarakat pesisir Sungai Batang Suhaid, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, menegaskan bahwa keruhnya air sungai bukan disebabkan aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) sebagaimana ramai diberitakan sejumlah media.
Warga menyebut perubahan warna air sungai merupakan fenomena alamiah yang rutin terjadi setiap musim hujan, ketika aliran dari hulu membawa endapan lumpur secara alami ke wilayah hilir.
Air Sungai Suhaid memang berubah warna saat hujan deras, tapi itu hal biasa. Tidak ada pencemaran bahan kimia atau dampak berbahaya seperti yang diberitakan. Kami tetap mandi, mencuci, dan menggunakan air sungai seperti biasa,” ujar salah satu tokoh masyarakat Suhaid kepada tim investigasi lapangan.
Pantauan di lapangan menunjukkan aktivitas ekonomi masyarakat Suhaid berjalan normal.
Tambak ikan air tawar dan kolam arwana milik warga tetap produktif, bahkan hasil panen stabil seperti tahun-tahun sebelumnya.
Kalau sungai benar-benar tercemar, tentu tambak ikan kami mati. Tapi kenyataannya ikan tetap hidup dan berkembang biak dengan baik. Itu bukti air sungai tidak mengandung bahan berbahaya,” ungkap seorang pembudidaya ikan di Suhaid.
Warga menilai pemberitaan yang beredar di media sosial maupun media daring terlalu tergesa dan tidak melalui proses verifikasi serta konfirmasi langsung kepada masyarakat lokal, sehingga menimbulkan kesan keliru seolah wilayah Suhaid sedang mengalami pencemaran parah.
Kami ingin klarifikasi agar masyarakat luas tahu kondisi sebenarnya. Kami hidup tenang, sungai masih bersih, dan masyarakat tetap bekerja seperti biasa,” tegasnya.
Masyarakat Suhaid menyampaikan dukungan penuh terhadap langkah pemerintah daerah dan pusat, serta Forkopimkab Kapuas Hulu, dalam menata aktivitas ekonomi masyarakat di sekitar sungai, termasuk kegiatan pertambangan rakyat.
Warga berharap penataan dilakukan dengan pendekatan pembinaan dan pendampingan, bukan penindakan yang justru menyudutkan masyarakat kecil di pedalaman.
Kami percaya pemerintah punya niat baik. Yang penting masyarakat diberi pembinaan dan diarahkan agar bisa bekerja tertib serta menjaga lingkungan,” ujar tokoh pemuda Suhaid.
Warga menekankan bahwa penataan dan legalisasi kegiatan ekonomi rakyat harus berbasis data lapangan, dialog, dan pendekatan kemanusiaan, bukan sekadar asumsi atau pemberitaan sepihak yang berpotensi menimbulkan keresahan sosial.
Selain klarifikasi isu pencemaran, warga Sungai Suhaid juga mendorong percepatan program SANIMAS (Sanitasi Berbasis Masyarakat) dari Kementerian PUPR agar segera direalisasikan di wilayah mereka.
Program ini dinilai penting untuk menjamin akses air bersih, sanitasi sehat, dan pengelolaan limbah rumah tangga secara ramah lingkungan.
Kami sangat berharap agar program SANIMAS segera dijalankan di Suhaid. Warga membutuhkan air bersih dan sanitasi yang baik. Program ini akan menjaga sungai tetap lestari,” kata perwakilan perempuan Suhaid.
Warga menyatakan siap mendukung pelaksanaan SANIMAS melalui gotong royong, penyediaan lahan, serta perawatan fasilitas secara mandiri.
Dengan program ini, kebutuhan dasar masyarakat akan air bersih dapat terpenuhi tanpa mengganggu ekosistem sungai.
Wilayah bantaran Sungai Suhaid cukup padat penduduk, dan limbah rumah tangga perlu perhatian serius dari pemerintah kabupaten maupun provinsi,” ungkap salah satu anggota tim investigasi lapangan.
Masyarakat Suhaid mengimbau media massa untuk berhati-hati dalam mempublikasikan berita lingkungan dan sosial pedesaan.
Setiap informasi, kata warga, harus berdasarkan data faktual dan konfirmasi langsung ke masyarakat, bukan sekadar asumsi atau pernyataan sepihak.
Kami tidak menolak media menulis, tapi kami minta keadilan informasi. Wartawan sebaiknya datang langsung, lihat kondisi sungai, bicara dengan warga. Jangan hanya menulis berdasarkan dugaan,” tegas tokoh adat Suhaid.
Warga berharap media dapat menjadi mitra pembangunan, bukan penyebar keresahan publik melalui berita yang belum terverifikasi.
Masyarakat Sungai Suhaid menutup pernyataan resmi ini dengan komitmen bersama menjaga kelestarian alam dan sungai sebagai sumber kehidupan.
Bagi warga, menjaga sungai berarti menjaga masa depan generasi penerus.
Sungai adalah kehidupan kami. Kami ingin sungai tetap bersih, ikan tetap hidup, dan masyarakat bekerja dengan damai. Kami berharap pemerintah hadir bersama kami, bukan menilai dari jauh,” tutup perwakilan masyarakat Suhaid.
Masyarakat yakin, kerja sama antara warga dan pemerintah akan melahirkan solusi nyata tanpa menyalahkan, tanpa menuding, melainkan membangun kesejahteraan bersama.
Sumber : Warga Dan Tokoh Dat suhaid