http://Rajawali Times tv l.com Aceh, Isu tak sedap kembali mendera Menteri Kordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, usai melakukan kunjungan ke salah satu lokasi terdampak banjir di Aceh beberapa waktu lalu.
Pasalnya, beredar video di media sosial, tampak Zulhas sapaan akrab Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu terlihat lahap memakan sate di kuliner legendaris Sate Tubaka Matang di Bireun. Sambil memakan sate, terlihat juga cerutu di tangan kirinya.
Menurut Lutfi Nasution, peneliti Swarna Dwipa Institute, sejatinya kehadiran Zulhas di desa Cot Ara, Kecamatan Kuta Blang, Aceh untuk memastikan kebutuhan pokok masyarakat yang terdampak terpenuhi, serta mendorong pemulihan pertanian agar harapan untuk bangkit tetap terjaga.
“Pak Zulhas kan hadir disana untuk memastikan masyarakat yang terdampak bencana ekologi di Aceh terpenuhi kebutuhan pokoknya, makan tersedia dan memenuhi standar gizi, serta mendorong pemulihan pertanian seluas 530 hektar sawah yang rusak. Ini bukti kalau pemerintah hadir ditengah masyarakat dan fokus untuk lakukan pemulihan,” katanya di Jakarta, Selasa (6/12/2025).
Selain itu, ia menjelaskan bahwa kehadiran Zulhas sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto, yaitu menekankan pentingnya pemenuhan kebutuhan pokok para pengungsi secara menyeluruh. Ia juga meminta agar pemerintah memastikan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung di wilayah terdampak bencana.
“Jadi, apa yang dilakukan Pak Zulhas sudah sesuai dengan arahan Presiden Prabowo. Pak Zulhas juga meninjau SPPG Geulanggang Baro yang kini disulap menjadi dapur umum yang bertugas menyiapkan 3.000 bungkus makanan bagi pengungsi dengan kualitas sesuai standar Badan Gizi Nasional (BGN),” terang aktivis 98 ini.
Menyoal video yang beredar di media sosial saat Zulhas makan sate dan sambil memegang cerutu di kuliner legendaris Sate Tubaka Matang di Bierun, ia menilai itu sangat manusiawi.
“Begini, Pak Zulhas saat berkunjung ke Aceh kan juga untuk memastikan ketersediaan makanan untuk para pengungsi dengan standar BGN. Setelah kunjungan kan lapar, Pak Zulhas kan juga manusia, jadi perlu makan dan makannya juga bukan di hotel mewah atau restoran mewah. Soal cerutu, Pak Zulhas memang terbiasa nyigar. Sama aja dengan para perokok lainnya. Bedanya, cerutu klu tidak dihisap ya baranya mati,” jelasnya.
Masih Lutfi, dirinya berharap agar masyarakat mengedepankan objektifitas dalam menilai upaya pemerintah Prabowo melalui menteri-menterinya dalam menanggulangi bencana ini.
“Saya berharap, agar masyarakat dan warganet mengedepankan objektifitas dalam menyikapi peran pemerintahan Prabowo yang instruksikan para menteri-menterinya untuk menangani penanggulangan dan pemulihan bencana di Aceh. Contoh Pak Zulhas, ia meyakini kalau Pak Zulhas makan di tempat pengungsian pun akan menjadi bahan pemberitaan negatif dan dianggap pencitraan. Bukan melihat tujuan mulia pemerintah untuk membantu rakyat yang tertimpa bencana, tapi menyoroti personal yang diduga sudah ditargetkan, sehingga apa yang dilakukan gak ada yang benar,, benar aja masih dianggap salah, apalagi salah beneran” tuturnya.
Lebih lanjut, Lutfi mengingatkan agar masyarakat tetap kritis dan mengawal penanggulangan dan pemulihan bencana Sumatera dari para pihak yang mau mengambil keuntungan dan merugikan rakyat yang terdampak.
“Kita sebagai warga negara, masyarakat maupun warganet dan atau netizen tetap kritis dan mengawal penanggulangan dan pemulihan masyarakat yang terdampak bencana dari tangan-tangan jahil yang ingin menumpuk keuntungan atas musibah ini. Jangan sampai anggaran bencana ini di korupsi,” tutupnya.
Redaksi Piter Siagian












